Twitter sempat tidak bisa diakses selama berjam-jam
Seorang hacker berhasil mensabotase laman jejaring sosial populer, Twitter dan Facebook, Amerika Serikat (AS). Para pengguna Facebook sesekali mengalami gangguan akses, namun yang lebih parah, pemilik akun Twitter tidak bisa mendapatkan akses atau menginput data selama berjam-jam.
Tampaknya, hacker itu berhasil mengendalikan banyak akun di Twitter untuk mengakses ke laman yang sama dan dalam waktu yang bersamaan. Akibatnya, akses ke akun Twitter menjadi sangat berat, bahkan sering tidak bisa masuk. Menurut pengelola Twitter, sabotase itu disebut sebagai "denial-of-service attack."
Ini menunjukkan bahwa Twitter - yang sangat populer digunakan oleh para selebritas, korporat besar di AS, hingga para aktivis di Iran - masih sangat rentan ditembus para penyabot.
"Mereka [pengelola Twitter] jelas butuh infrastruktur yang lebih kuat untuk menghadapi serangan demikian," kata Graham Cluley, konsultan teknologi dari perusahaan keamanan sistem komputer, Sophos. Cluley menduga para teknisi Twitter pasti mulai kewalahan dalam mengelola banyaknya akun baru.
Menurut comScore, selama bulan Juni lalu di AS saja Twitter sudah memiliki 20,1 juta pengunjung tetap (unique visitor). Ini artinya 34 kali lipat lebih banyak dari data tahun lalu, yang hanya sebanyak 593.000.
Para pengguna Twitter pun mengakui gangguan akses. "Saya harus mengakses Google untuk mencari tahu mengapa Twitter sampai tidak bisa diakses. Biasanya akun saya di Twitter selalu memberi berita terkini yang saya butuhkan," kata Alison Koski, manajer kehumasan di New York.
sumber
Seorang hacker berhasil mensabotase laman jejaring sosial populer, Twitter dan Facebook, Amerika Serikat (AS). Para pengguna Facebook sesekali mengalami gangguan akses, namun yang lebih parah, pemilik akun Twitter tidak bisa mendapatkan akses atau menginput data selama berjam-jam.
Tampaknya, hacker itu berhasil mengendalikan banyak akun di Twitter untuk mengakses ke laman yang sama dan dalam waktu yang bersamaan. Akibatnya, akses ke akun Twitter menjadi sangat berat, bahkan sering tidak bisa masuk. Menurut pengelola Twitter, sabotase itu disebut sebagai "denial-of-service attack."
Ini menunjukkan bahwa Twitter - yang sangat populer digunakan oleh para selebritas, korporat besar di AS, hingga para aktivis di Iran - masih sangat rentan ditembus para penyabot.
"Mereka [pengelola Twitter] jelas butuh infrastruktur yang lebih kuat untuk menghadapi serangan demikian," kata Graham Cluley, konsultan teknologi dari perusahaan keamanan sistem komputer, Sophos. Cluley menduga para teknisi Twitter pasti mulai kewalahan dalam mengelola banyaknya akun baru.
Menurut comScore, selama bulan Juni lalu di AS saja Twitter sudah memiliki 20,1 juta pengunjung tetap (unique visitor). Ini artinya 34 kali lipat lebih banyak dari data tahun lalu, yang hanya sebanyak 593.000.
Para pengguna Twitter pun mengakui gangguan akses. "Saya harus mengakses Google untuk mencari tahu mengapa Twitter sampai tidak bisa diakses. Biasanya akun saya di Twitter selalu memberi berita terkini yang saya butuhkan," kata Alison Koski, manajer kehumasan di New York.
sumber